Dasar untuk pemotretan Landscape

Halo semua, gimana kabarnya hari ini? semoga sehat selalu ya. Karena hanya orang yang sehat yang bisa tetap kreatif dan belajar dalam hidupnya.  Kali ini saya ingin berbagi pengalaman soal memotret dengan genre Landscape. Saya tergelitik akan beberapa diskusi dengan teman lain yang mengaku “pemula” dalam fotografi dan menanyakan bagaimana settingan kamera yang paling bagus untuk pemotretan Landscape ini, dan jawaban dari teman lain yang sepertinya lebih “senior” dibidang ini adalah dengan menekankan pada penggunakan berbagai filter, lensa tertentu, tripod dan perlengkapan lain yang harganya bujubune mahalnya.

By the way bus way, sebenarnya kita semua sama sama tahu jika peralatan hanyalah alat untuk membuat hasil karya yang bagus, memang sih peralatan yang bagus akan menghasilkan hasil yang lebih baik, tetapi tanpa dasar yang baik, peralatan bagus dan mahal tentunya hanya akan menghasilkan hasil yang sangat jauh dibawah harapan.

Genre landsacape ini adalah genre yang pertamakali aku sukai dan tekuni saat berfikir serius menggeluti dunia fotografi, alasan sederhananya adalah karena tidak membutuhkan model. Iya, saat itu saya belum punya banyak teman yang sesama penghobi fotografri dan karena alasan kegantengan yang sangat standar, belum ada model yang sukarela jadi model buat saya berlatih.. hehehe…

Ok, sebelum saya semakin ngawur nulisnya, kita coba bahas dasar untuk pemotretan landscape ini dengan melihat pada salah satu foto saya berikut ini :

Sebelum saya memutuskan memotret foto ini, saya terlebih dahulu melakukan pengamatan mengenai beberapa hal, yang paling penting adalah komposisi foto yang akan saya buat dengan memperhatikan arah cahaya matahari, setelah saya mendapatkan posisi yang tepat kemudian saya melakukan settingan pada kamera untuk pemotretan.

Berikut detailnya :

1. Perhatikan komposisi foto yang akan dibuat.

Bagi saya komposisi adalah hal yang paling dasar dan paling penting dalam memotret, bahkan kadang saya iri dengan kemampuan beberapa teman yang bisa menggambarkan secara detail seperti apa jadinya foto tersebut sebelum dia memencet tombol shutter.

Komposisis dasar yang harus diingat adalah Aturan Sepertiga alias Rule of Third, saya pernah membahas mengenai aturan ini pada tulisan sebelumnya. Jangan pernah abaikan aturan dasar ini, karena dari aturan Rule of Third ini banyak aturan komposisi lain bisa dikembangkan. Bahkan untuk “menabrak” aturan ini pun saya tetap mengunakan aturan ini.

Seperti dilihat pada gambar diatas, saya meletakkan horizon pantai dengan garis batuan pada garis bawah Rule Of Thrid, kemudian meletakkan Posisi Bangunan Pura sebagai POI pada perpotongan garis Bawah tersebut dengan garis kiri Rule of Third.

Sebenarnya pada saat melakukan pemotretan dikamera, garis komposisi ini tidak ada. Saya biasa melakukan dengan memperkirakan dan memperbaiki komposisi ini di Photoshop. Namun dengan semakin sering berlatih, maka aturan ini akan terbiasa kita lakukan langsung pada kamera.

Satuhal lagi yang merupakan pengembangan dari aturan komposisi dasar iniadalah, saya sengaja meletakkan ujung garis pantai pada sudut kanan bawah frame kamera. Lihat hasilnya, cukup menarik bukan?

2. Perhatikan arah cahaya matahari

Nah, point satu dan dua ini sebenarnya sejalan, kenapa? jika saya ingin memotret dengan hasil langit yang biru dan sejuk, maka saya akan memotret membelakangi matahari. Dengan demikian sensor kamera tidak akan mendapat cahaya matahari yang langsung dari arah depan yang membuat latar belakang langit menjadi cenderung terang dan berwarna putih.

Hal ini yang terkadang sering diabaikan oleh “pemula”, yang beranggapan dengan menggunakan filter CPL pasti akan bisa mendapatkan langit yang berwarna biru. 

 CPL itu cara kerjanya adalah dengan menyelaraskan gelombang cahaya dengan cara kita memutar bagian depan filter hingga pada efek yang kita inginkan, dan salah satu hasil filter ini memang membuat langit menjadi lebih biru, tetapi tidaklah mutlak fungsinya sebagai kaCa Pembiru Langit.

3. Gunakan F bukaan kecil

Saya biasanya memulai setting dengan menetapkan ISO terlebih dahulu, untuk cuaca secerah ini saya akan gunakan ISO terkecil yang tersedia dikamera yang saya gunakan. Pada waktu pemotretan ini saya menggunakan Nikon D90 dengan ISO terkecil adalah ISO 200.

Setelah itu, hal yang paling penting untuk mendapatkan detail yang jelas serta kontras yang enak untuk landscape ini adalah bukaan diafragma. Saya selalu menggunakan F bukaan kecil dengan range F/8 hingga F/16 tergantung dari jenis lensa yang saya gunakan. Untuk pemotratan ini saya menggunakan lensa kit Nikon D90 yaitu AF-S 18-105 VR, settingan saya untuk foto ini adalah F/8.

4. Gunakan Tripod, jika speed yang digunakan sangat lambat atau kurang dari 1/panjang vokal.

Terakhir, sebelum memotret. Setelah menentukan ISO dan mencoba settingan diafragma, maka kamera akan melakukan metering untuk mendapatkan nilai speednya. Saya menggunakan settingan M (manual) dan mendapatkan speed sekitar 1/1000.  Saya cek pada lensa, posisi ada pada angka 18mm. Artinya dengan kecepatan 1/1000 tidak akan membuat image menjadi goyang atau “shake” pada 18mm bahkan dengan menggunakan lensa tanpa peredam getar (non VR) sekalipun. Sehingga dalam kondisi ini tripod atau alat bantu lain tidak saya butuhkan.

Aturan 1/panjang vokal ini adalah jika misalnya kita menggunakan lensa zoom dengan posisi 200mm, maka speed minimal mencegah terjadinya shake adalah 1/200. Artinya jika didapat speed menjadi 1/50, kemungkina  “shake” pada foto tersebut akan sangat besar.

Sesuai dengan judul pada postingan ini adalah “Dasar untuk Pemotratan Lanscape”, 4 point diatas merupakan hal dasar bagi saya dalam memotret Landscape. Namun pada level yang lebih expert, aturan nomer 3 dan 4 bisa dilanggar dengan menggunakan tambahan beberapa filter untuk membuat efek slow speed pada kondisi yang sangat terang benderang ini. Sehingga dengan penambahan filter ND, bisa jadi speed yang didapat berkisar pada angka 1 detik, dan untuk itu “wajib” hukumnya menggunakan tripod yang kokoh.

Semoga sharing kali ini bermanfaat untuk pembaca semua, jangan ragu untuk meninggalkan komentar jika ada hal yang ingin ditanyakan atau menambahkan tulisan ini.

Salam,

Purnawan Hadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *